Sabtu, 26 Mei 2012

Kenapa Kita Harus Memboikot Starbucks

National Organization for Marriage (NOM) melancarkan aksi boikot terhadap jaringan warung kopi internasional Starbucks dan afiliasinya, karena mendukung legalisasi perkawinan sesama jenis.
Jonathan Baker, direktur Corporate Fairness Project NOM, kepada Christian Post mengatakan bahwa dukungan Starbucks atas perkawinan sesama jenis tidak hanya berupa pernyataan dari para eksekutifnya.
“Dukungannya tidak hanya berupa dorongan personal dari seorang eksekutif senior, melainkan sikap resmi perusahaan itu,” kata Baker, dikutip Christian Post Jumat (23/03/2012).
Meskipun demikian, NOM, kata Baker menyadari bahwa tidak semua pelanggan dan karyawan Starbucks mendukung perkawinan sesama jenis. Oleh karena itu, NOM membuat situs Dumpstarbucks.com untuk menjadi tempat bagi para pelanggan dan karyawan Starbucks yang menentang perkawinan sesama jenis bersuara
Negara bagian Washington, Amerika Serikat, ingin melegalkan perkawinan sesama jenis di wilayah mereka.
“Starbucks bangga bisa bergabung dengan perusahaan-perusahaan terkemuka di Northwest lainnya mendukung negara bagian Washington dalam legalisasi untuk mengakui perkawinan pasangan sesama jenis,” kata Kalen Holmes, wakil presiden eksekutif di Starbucks dalam pernyataannya.
Homoseksualitas adalah sebuah penyimpangan dalam perilaku yang dilarang oleh banyak agama dan bertentangan dengan fitrah kemanusiaan, dan perkawinan sesama jenis merusak makna sakral lembaga perkawinan. Maka wajar jika kemudian NOM menyeru agar produk-produk Starbucks dibuang ke tempat sampah, lewat gerakan boikotnya yang diberi nama “Dump Starbucks”.*
Di Indonesia sendiri, keberadaan Starbucks mendapatkan sorotan dan kritikan tajam dari berbagai kalangan. Yudhi Latief salah satu aktivis PDI Perjuangan dan Megawati Institute mengatakan bahwa Starbucks telah mengekploitasi petani petani kopi lokal di Indonesia.
“Starbucks memang harus diboikot bukan hanya karena isu produk zionis saja, tapi Starbucks membeli kopi dengan harga murah dari petani kopi di Indonesia lalu menjualnya dengan harga berlipat kali mahalnya kepada masyarakat Indonesia” Jelaslah dalam forum Global March To Jerusalem di Taman Ismail Marzuki, yang juga dihadiri oleh DR. Jose Rizal dari Mer-C.
George Galloway salah satu aktivis kemanusiaan pro Palestina juga mengatakan sangat bingung dengan kehadiran Starbucks yang digandrungi masyarakat Indonesia. Terlebih beliau juga mengkritik kehadiran Starbucks di kampus – kampus besar Indonesia seperti Universitas Indonesia.
“Saya tidak habis pikir mengapa kalian orang Indonesia mengkonsumsi produk ini, padahal disetiap cangkir kopinya ada tetesan darah rakyat Palestina, karena satu cangkir itu berarti satu peluru untuk tentara zionis Israel” jelas aktivis Viva Palestina ini dalam forum Global March To Jerusalem di Taman Ismail Marzuki.
Rep : Catalist Fist
Red : Aditya Abdurahman Abu Hafidz

0 komentar:

Posting Komentar